Bacalah tulisanku ini dengan mata hatimu yang selama ini kudamba!
Ramadhan di tahun 2007, awal tertancapnya seonggok eksistensi kehakikian mahabbah. yang lahir dari kalbu sederhana, kepada sosok multi-keindahan
Daeng Tata 3, pada sebuah rumah teman di acara buka bersama, ya…untuk pertama kalinya sejak kelahiranku ke dunia, kau hadir dalam wujudmu.
Dari sepotong episode penanda pertemuan perdana(walaupun hanya aku yang mengklaimnya sebagai pertemuan perdana), Kau hadir sebagai cover dalam majalah hatiku, Penasaran dan meniadakan yang tak ada menjadi ada.
Pada nada selanjutnya, kuarahkan masa penantian tuk sekadar mencuri binar matamu, menangkap kode-kode senyummu
Secara skenariotik, aku berhasil mendapatkan 12 digit milikmu:085242095369 dari temanmu yang juga temanku. 2 hari 2 malam setelah mendapatkan nomormu, aku berselisih dengan kebingunganku. Terpatri sebuah tanya dalam hati, bagaimana kalimat mukaddimah yang ingin aku goreskan lewat sms?
Ide kreatif sedikit menggelitik dengan metode PDKT dengan mengerjaimu. Ya, kali saja ideku”keefektifan metode persuatif-kamuflase komprehensif dalam mengawali sebuah hubungan” akhirnya mumpuni.
Tapi sedikit terkendala ketika di kampus sebab belum terlalu mengenal wajahmu kala itu, hanya sebiji tai lalat tipis yang menjamah hidungmu,yang menjadi kode pengenalmu.
Tuhan selalu punya rencana untuk insan yang bersungguh, setidaknya itu gambaran syukur yang ingin ku ungkap sebab dengan tergabungnya kelas A dan B PBSID 2007,maka mulai tergabung pula koneksitas awal artifisial rasaku padamu.
Waktu menggelinding di relativitasnya, maka tak terasa rasa itu semakin padat dan tak sanggup lagi terpendam.
Semakin intensnya kebersamaan, aku terbuai bukan karena ragamu, tapi sesuatu yang menggerakkan performa ragamu, yang semakin mendebarkan suasana hatiku. Dengan meminta agar selalu duduk di dekatmu saat kuliah merupakan salah satu aspek sensasional ingin mendampingimu.
Badai pasti datang. Maka tersebutlah, aku mendeklarasikan diri ingin menjadi wakil Tuhan untukmu, walaupun aku tahu ada orang yang duluan bertengger di hatimu. Tapi aku tak mundur, sebab niatanku telah tertuliskan di suratan kesungguhan.
Aku kau terima dengan apa adanya, menandatangani deklarasi hatiku. Tapi ujian itu lagi-lagi ternyata datang dariku.
Sebuah kesalahanku dalam perspektif orang banyak hingga kini(sekadar kau tahu itu bukanlah kesalahanku, bukan pula salahmu)sebab hanya kesalahan interkomunikasi yang tereduksi dalam ketakmampuan menafsirkan rasa.
Akupun sempat mendapat dakwaan oleh saudaramu melalui telepon, pun cibiran dari teman kita yang mengatakan aku hanya seorang pemain cinta. Asal kamutahu bahwa aku bukan pemain cinta yang selalu mempermainkan cinta. Aku seorang penjaga cinta, yang hingga kini dan entah sampai kapan selalu setia menjaga cinta yang pernah sempat kau titipkan.
Dari kisah kita, kisah yang hanya sementara menurut ukuran manusia, tapi menurutku kisah yang insya Allah telah direkapitulasi oleh-Nya dalam falsafah ayat cinta-Nya. Aku masih ingat, kita pernah bersama ke pantai urutan pertama di Makassar untuk ukuran mahasiswa. Tanjung Bayang, bersama mempersaksikan alunan ombak yang tak ingin pisah dengan bibir pantai. Dan kuingat pula tentang relanya engkau mencucikan pakaianku,sehabis kepulanganku baksos dari bumi Lasinrang. Tak akan kulupa sebab engkau orang pertama, yang bukan dari keluargaku, yang mencucikan pakaianku. Sebuah poin penilaian lagi untukmu, mengapa kau kuinginkan.
Kata orang,nasi sudah menjadi bubur,kau telah pergi dariku. Tapi menurutku, bukankah bubur juga makanan yang layak, bubur dan nasi berasal dari tempat yang sama, Cuma maujudnya yang berubah. Maka ingin kusimpulkan bahwa, aku yakin kau pergi untuk kembali, ingin kubuktikan filosofi bubur itu!
DIAZ namaku. Diaz, nama yang kau berikan sampai sekarang bersahaja dalam relung jiwaku. Aku menemukan kode-kode semantik di nama itu. DIAZ,menurutku dari:uDIn-Amma-Zero. Kata pertama dan kedua mungkin orang pun tahu bahwa itu nama kita, sedangkan Zero melambangkan angka nol yang tak pernah putus lingkarannya, symbol ukhuwah/tali rasa.
Maka akupun memberimu nama AMMAniezt,dari arti amma manis. Manis bukan hanya sekadar parasmu yang terjelaskan lewat senyummu, tapi manisnya tindak tanduk dan perhatianmu.semakin memperjelas.
Kuakhiri tulisan legenda perjalanan kita ini dalam sebuah harap akan terkuaknya kembali kisah kita. Harap bisa menjadi wakil Tuhan untukmu hingga Izrail mendekapku,bahkan hingga alam penghujung alam pelabuhan terkhir.
Aku ingin mengatakan:
- Dangsin eul salanghabnida(korea)
- Ti piaccio(italia)
- Vous comme moi(perancis)
- Me gusta(spanyol)
- Hochesh’ya(rusia)
- S’areso(yunani)
- Banagibi(turki)
- Tuma mujhe pasanda hai(india)
- Banthich me(vietnam)
- Cosuil leat me(irlandia)
- Jy wil my(afrika)
- Du lide mig(denmark)
- Iti place de mine(rumania)
- Ti tako osjecas(kroasia)
- Dzez dur e me(armenia)
- Sizing menim kimi(azerbaijan)
- Me kharesvash(bulgaria)
- Chocasnya(belarusia)
- Chcete me(ceko)
- Mogtsont’me(georgia)
- Anata wa watashi no yona(jepang)
- Ou tankou me(haiti)
- Vis(latin)
- Jums patik man(latvia)
- Vie kako mene(makedonia)
- Tiextieq me(malta)
- Ni he wo yiyang(mandarin)
- Du liker meg(norwegia)
- Semti vsec(slovenia)
- Du gillar meg(swedia)
- Chi hoffi me(wales)
- Kuporaiki(toraja)
- Upojiki(bugis)
- Kungaiki(makassar)
- Aku tresno koe(jawa)
- U wolo yo(mandar)
- An muhabbah anta(arab)
- Ich liebe dich(jerman)
- I love you(inggris)
Kusampaikan dalam berbagai ragam bahasa, tapi semua artinya sama:AKU SAYANG KAMU. Biar orang di dunia tahu.
Sembah sayangku,
DIAZ
NB:setelah kau baca surat ini, tolong kau simpan sampai kapanpun itu. sebab jikalau aku kelak yang menemanimu, ingin kupajang di ruang tamu rumah kita. tapi kalaupun Tuhan berkehendak lain, kumohon simpan rapat tulisan ini. biar menjadi saksi bisu memoar kita.
Kusayangki AMMAniezt,…Sejak 2007 tanpa batas